Sabtu, 10 Maret 2012

Kantong Semar (Nepenthes sp.) di Indonesia

 
            Kantong semar (Nepenthes sp.) merupakan salah satu tanaman karnivora dan menetap di Indonesia.  Kantong semar merupakan tumbuhan pemanjat dan menjalar. Daun mengalami modifikasi sehingga menyerupai kantong. kantong inilah yang nantinya digunakan untuk menangkap serangga, kodok kecil, dll. Kantong pada tumbuhan ini memiliki 3 macam, yaitu kantong atas, kantong bawah dan kantong roset. Ketiga jenis kantong ini tergantung dari jenis tanamanya. Kantong atas terdapat pada tanaman dewasa, tidak berwarna mencolok, digunakan untuk menangkap serangag yang terbang. Bagian sulur melilit kebelakang dan melilit ke tanaman lain. Kantong bawah biasanya dimiliki oleh tanaman muda yang kantongnya tergeletak di atas tanah. Kantong ini memiliki sayap yang digunakan semut untuk memanjat, dan semut tersebut jatuh dan dicerna oleh kantong semar. Kantong roset tumbuh pada daun yadanng berbentuk roset.
           Tumbuhan karnivora ini menangkap makanan (serangga) melalui kantongnya. Tumbuhan ini memproduksi beberapa kelenjar nektar berada di bawah tutup dan di dalam mulut kantong diproduksi. Kelenjar ini berfungsi untuk menarik perhatian serangga atau binatang lain untuk mendekati tumbuhan ini yang selanjutnya akan dia ‘makan’. Pada permukaan dalam kantong terdapat sejumlah bulu, bulu-bulu ini diduga memiliki fungsi sebagai alat peraba/ sensor pada tumbuhan tersebut. Serangga yang hinggap/ mampir di mulut kantong ini akan langsung tergelincir dan akan tenggalam di dalam kantong yang berisi cairan kental dan lengket, dan binatang tersebut tidak akan bisa keluar hidup-hidup.Awalnya kantung semar “memancing” serangga dengan cara mengeluarkan aroma dari kelenjar nektar di kantongnya, supaya mendekati bibir kantong. Setelah itu serangga akan tergelincir dan masuk ke dalam kantung dan terjebak dalam cairan kantung. Cairan asam berfungsi mencabik-cabik tubuh serangga menjadi molekul besar yakni protein. Nepenthes alata Selanjutnya kantung semar mengeluarkan enzim proteolase (nephenthesin) sebagai enzim pengurai protein menjadi zat-zat sederhana (nitrogen, fosfor, kalium & garam-garam mineral). Zat-zat ini yang akan diserap menjadi nutrisi makanan. Cara kerjanya sama dengan lambung manusia.

Klasifikasi Kantong Semar adalah:
Kingdom      : Plantae
Divisi            : Magnoliophyta
Kelas            : Magnoliopsida
Ordo            : Caryophyllales
Famili            : Nepenthaceae
Genus           : Nepenthes


 Di Indonesia, penyebaran kantong semar ini meliputi beberapa pulau, yaitu Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Pulau Sumatera, dan Kepulauan di sekitar Papua.

1. Kantong semar asli (Endemik) di Pulau Kalimantan antara lain:

Napenthes fusca                                                                                                    





















Napenthes rafflesiana




















Napenthes stenophylla

                                                                                 
















 



Nepenthes bicalcarata




















Nepenthes boschiana                                                                                            





















Nepenthes clipeata




















Nepenthes ephippiata
















                                               


Nepenthes mapuluensis


                          





















 Nepenthes veitchii


                                                                 
2. Kantong semar yang endemik di Pulau Sumatra yaitu:


Nepenthes gracilis






















Nepenthes jamban















                                                                        




Nepenthes mikei













                                                         
 Nepenthes spathulata

                          

Nepenthes sumatrana





















Nepenthes aristolochioides




















3. Kantong semar di daerah Sulawesi antara lain:

Nepenthes hamata





Nepenthes tomoriana























Nepenthes eymae






















Nepenthes glabrata





Nepenthes gracilis


Nepenthes maxima








                                                                       












  

  Nepenthes mirabis 



















Nepenthes tentaculata




















Nepenthes pitopangii
 
   
 


4. Kantong semar asal Papua dan Kepulauan sekitarnya, antara lain:


 Nepenthes ampullaria
















 Nepenthes insignis
















 Nepenthes klossii
 















Nepenthes maxima
















 Nepenthes mirabis
















Nepenthes neoguineensis
















Nepenthes paniculata
















Nepenthes papuana
















 Nepenthes treubiana
 





                                                                       









dari hasil pendataan di atas, maka kita dapat mengetahui beberapa Kantong Semar yang merupakan tumbuhan endemik di setiap pulau, dan dapat kita lihat juga ternyata terdapat beberapa kantong semar yang sama di setiap pulau.

Sabtu, 03 Maret 2012

Bio Problem - Apakah zat yang dihasilkan kumulus sehingga fimbrae bisa melakukan pergerakan?

       Ovulasi merupakan proses pelepasan teur yang telah matang tersebut darirahim untuk kemudian berjalan menuju tuba falopi. Pada saat proses pra ovulasi yaitu pada saat folikel De Graaf matang terjadi peningkatan tekanan intrafolikel di dalam ovarium. Hal ini akan menyebabkan folikel de Graaf mengeluarkan estrogen yang sangat dominan dan menyebabkan menurunnya Hormon FSH dan meningkatnya hormn LH.  Pada saat ovulasi, terjadi pergerakan sel telur menuju ke fimbrae. Namun hal ini bukan dsebabkan oleh senyawa atau zat kimia tertentu. Pergerakan fimbrae menangkap ovum ini dipengaruhi oleh hormon estrogn dan LH yang mengaktifkan gerak fimbrae (Corong berjumbai). Hormon-hormn ini jugajuga mengendalikan gerak ovarium yang memutar balik. Peningkatann pergerakan ovarium ini de=ikendalikan oleh ligamen ovrii proprium dan ligamentum suspensorium ovarii shingga menyebabkan indung telur yang siap pecah berhadapan dengan fimbrae. Hormon estrogen ini menyebabkan gerakan perstaltik yang kuat pada saluran telur sehingga membuat fimbrae aktif dalam menemukan sel telur dan akhirnya fimbrae tersebut seolah olah menutupi seluruh permukaan ovarium. Fimbrae dilengkapi dengan kemampuan menghisap sehingga fimbrae akan selalau dapat menangkap ovum yang terlempar dari ovarium tersebut.